SELAYANG PANDANG

Assalamu'alikum Wr. Wb

Selamat Datang
Di media komunikasi dan interaksi warga RT 6 RW III Tamansari Hijau, Tiban Baru, Sekupang,Batam.
Semoga langkah kecil ini menjadi media baru berbagi informasi yang berguna untuk kehidupan bermasyarakat.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Websitenya Warga RT 6 Tamansari Hijau



PROFIL TAMANSARI HIJAU


Perumahan Tamansari Hijau berada di sebelah barat pusat pemerintahan Kota Batam, tepatnya di Kelurahan Tiban Baru, Kecamatan Sekupang. Perum Tamansari Hijau dihuni oleh penduduk yang heterogen berasal dari berbagai suku. Mayoritas penduduk Tamansari Hijau bekerja pada sektor formal. Perumahan ini berdiri sejak Tahun 2002. Dan sampai saat ini telah dihuni oleh 950 kepala keluarga atau sekitar 3000 jiwa.
Nama Perumahan : Tamansari Hijau Sekupang Batam
Berdiri : Tahun 2003
Jumlah penduduk : -\+ 3.000 Jiwa
Jumlah KK : 950 Kepala Keluarga
Jumlah Rumah : 1.000 unit
Jumlah RW : 2 (dua) RW.III dan RW.IV
Jumlah RT : RW.III ada 9 RT dan RW.IV ada 3 RT
Nama Ketua RW
Periode 2007-2009 : RW.III ZURAIMI
RW.IV AGUNG
Fasilitas Umum : Posyandu, Lap. Bola Volley, Lapangan Badminton, Lap Bola Mini, Masjid, TPA, Sekolah Dasar dan Sarana lainnya.





SUARA ANDA



Rabu, Mei 20, 2009

JADWAL PEMADAMAN PLN DITAMANSARI HIJAU

Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh PLN batam yang diterbitkan di Batam Pos hari ini dimana PLN menjamin tersedianya aliran listrik ke unit pengolahan air atau WTP yang dimiliki oleh ATB sehingga tidak terjadi gangguan aliran air ke pelanggan pada waktu pemadaman aliran listrik oleh PLN Batam.
Adapun jadwal pemadaman yang akan berlaku di Tamansari Hijau sesuai pengumuman PLN Batam adalah:
1. Hari Sabtu Tanggal 23 Mei 2009 - Pukul 19:00 - 24:00 WIB
2. Hari Minggu Tanggal 24 Mei 2009 - Pukul 06:00 - 12:00 WIB
3. Hari Senin Tanggal 25 Mei 2009 - Pukul 00:00 - 06:00 WIB
Demikian informasi pemadaman semoga dapat membantu kita mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktifitas kita sehari hari. Selengkapnya...

Jumat, Mei 15, 2009

SISI LAIN CAWAPRES SBY, PAK BOED MENURUT FAISAL BASRI

Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal...
Jumat, 15 Mei 2009 | 10:22 WIB
Oleh Faisal Basri *

Saya pertama kali mengenal Pak Boed pada akhir 1970-an lewat buku-bukunya yang enak dibaca, ringkas, dan padat. Pada akhir 1970-an. Kalau tak salah, judul-judul bukunya selalu dialawali dengan kata ”sinopsis,” ada Sinopsis Makroekonomi, Sinopsis Mikroekonomi, Sinopsis Ekonomi Moneter, dan Sinopsis Ekonomi Internasional. Kita mendapatkan saripati ilmu ekonomi dari buku-bukunya yang mudah dicerna.

Pada suatu kesempatan, Pak Boed mengutarakan pada saya niatnya untuk merevisi buku-bukunya itu. Mungkin ia berniat untuk menulis lebih serius sehingga bisa menghasilkan buku teks yang lebih utuh. Kala itu saya menangkap keinginan kuat Pak Boed untuk kembali ke kampus dan menyisihkan waktu lebih banyak menulis buku. Karena itu, ia tak lagi berminat untuk kembali masuk ke pemerintahan setelah masa tugasnya selesai sebagai Menteri Keuangan di bawah pemerintahan Ibu Megawati.

Pak Boed dan Pak Djatun (Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menko Perekonomian) bekerja keras memulihkan stabilitas ekonomi yang “gonjang-ganjing” di bawah pemerintahan Gus Dur. Hasilnya cukup mengesankan. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan terus menerus.

Di tengah hingar bingar masa kampanye seperti dewasa ini, Ibu Mega ditinggalkan oleh wapresnya, dua menko, dan seorang menteri (Agum Gumelar). Ternyata perekonomian tak mengalami gangguan berarti. Kedua ekonom senior ini bekerja keras mengawal perekonomian. Hasilnya cukup menakjubkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat 2004 mencapai 6,65 persen, tertinggi sejak krisis hingga sekarang.

Selama dua tahun pertama pemerintahan SBY-JK, perekonomian Indonesia mengalami kemunduran. Tatkala muncul gelagat Pak SBY hendak merombak kabinet, sejumlah kawan mengajak Pak Boed bertemu. Niat para kolega ini adalah membujuk Pak Boed agar mau kembali masuk ke pemerintahan seandainya Pak SBY memintanya. Agar lebih afdhol, kolega-kolega saya ini juga mengajak Ibu Boed. Mungkin di benak mereka, Ibu bisa turut luluh dengan pengharapan mereka.

Akhirnya, Pak Boed menduduki jabatan Menko Perekonomian. Mungkin sahabat-sahabat saya itu masih terngiang-ngiang sinyal penolakan Pak Boed dengan selalu mengatakan bahwa ia sudah cukup tua dan sekarang giliran yang muda-muda untuk tampil. Memang, Pak Boed selalu memilih ekonom muda untuk mendampinginya: Mas Anggito, Bung Ikhsan, Bung Chatib Basri, Mas Bambang Susantono, dan banyak lagi. Semua mereka lebih atau jauh lebih muda dari saya.

Interaksi langsung terjadi ketika Pak Boed menjadi salah seorang anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Saya ketika itu anggota Tim Asistensi Ekonomi Presiden (anggota lainnya adalah Pak Widjojo Nitisastro, Pak Alim Markus, dan Ibu Sri Mulyani Indrawati). Ibu Sri Mulyani memiliki jabatan rangkap (jadi bukan sekarang saja), selain sebagai anggota Tim Asistensi juga menjadi sekretaris DEN. Pak Boed tak pernah mau menonjolkan diri, walau ia sempat jadi menteri pada masa transisi.

Sikap rendah hati itulah yang paling membekas pada saya. Lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Kalau ditanya yang “nyerempet-nyerempet,” jawabannya cuma dengan tersenyum. Saya tak pernah dengar Pak Boed menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sekedar mengkritik sekalipun.

Tak berarti bahwa Pak Boed tidak tegas. Seorang sahabat yang membantunya di kantor Menko Perekonomian bercerita pada saya ketegasan Pak Boed ketika hendak memutuskan nasib proyek monorel di Jakarta yang sampai sekarang terkatung-katung.

Suatu waktu menjelang lebaran, Pak Boed dan sejumlah staf serta, --kalau tak salah--, Menteri Keuangan dipanggil Wapres. Sebelum meluncur bertemu Wapres, Pak Boed wanti-wanti kepada seluruh stafnya agar kukuh pada pendirian berdasarkan hasil kajian yang mereka telah buat.

Pak Boed sempat bertanya kepada jajarannya, kira-kira begini: “Tak ada yang konflik kepentingan, kan? Ayo kita jalan, Bismillah … Keesokan harinya, saya membaca di media massa bahwa sekeluarnya dari ruang pertemuan dengan Wapres, semua mereka berwajah “cemberut” tanpa komentar satu kata pun kepada wartawan.

Adalah Pak Boed pula yang memulai tradisi tak memberikan “amplop” kalau berurusan dengan DPR. Tentang ini, saya dengar sendiri perintahnya kepada Mas Anggito.

Ada dua lagi, setidaknya, pengalaman langsung saya berjumpa dengan Pak Boed. Pertama, satu pesawat dari Jakarta ke Yogyakarta tatkala Pak Boed masih Menteri Keuangan. Berbeda dengan pejabat pada umumnya, Pak Boed dijemput oleh Ibu. Dari kejauhan saya melihat Ibu menyetir sendiri mobil tua mereka.

Kedua, saya dan isteri sekali waktu bertemu Pak Boed dan Ibu di Supermarket dekat kediaman kami. Dengan santai, Pak Boed mendorong keranjang belanja. Rasanya, hampir semua orang di sana tak sadar bahwa si pendorong keranjang itu adalah seorang Menko.

Banyak lagi cerita lain yang saya dapatkan dari berbagai kalangan. Kemarin di bandara Soekarno Hatta setidaknya dua orang (pramugara dan staf ruang tunggu) bercerita pada saya pengalaman mengesankan mereka ketika bertemu Pak Boed. Seperti kebanyakan yang lain, kesan paling mendalam keduanya adalah sikap rendah hati dan kesederhanaannya.

Dua hari lalu saya dapat cerita lain dari pensiunan pejabat tinggi BI. Ia mengalami sendiri bagaimana Pak Boed memangkas berbagai fasilitas yang memang terkesan serba “wah.” Dengan tak banyak cingcong, ia mencoret banyak item di senarai fasilitas. Kalau tak salah, Pak Boed juga menolak mobil dinas baru BI sesuai standar yang berlaku sebelumnya. Entah apa yang terjadi, jangan-jangan mobil para deputi dan deputi senior lebih mewah dari mobil dinas gubernur.

Kalau mau tahu rumah pribadi Pak Boed di Jakarta, datang saja ke kawasan Mampang Prapatan, dekat Hotel Citra II. Kebetulan kantor kami, Pergerakan Indonesia, persis berbelakangan dengan rumah Pak Boed. Rumah itu tergolong sederhana. Bung Ikhsan pernah bercerita pada saya, ia menyaksikan sendiri kursi di rumah itu sudah banyak yang bolong dan lusuh.

Bagaimana sosok seperti itu dituduh sebagai antek-antek IMF, simbol Neoliberalisme yang bakal merugikan bangsa, dan segala tuduhan miring lainnya? Lain kesempatan kita bahas tentang sikap dan falsafah ekonomi Pak Boed. Kali ini saya hanya sanggup bercerita sisi lain dari sosok Pak Boed yang kian terasa langka di negeri ini.

Maju terus Pak Boed. Doa kami senantiasa menyertai kiprah Pak Boed ke depan, bagi kemajuan Bangsa.

Tulisan ini ditayangkan dalam blog pribadi Faisal Basri di Kompasiana
Selengkapnya...

Rabu, Mei 13, 2009

Pemilihan Ketua RW III Tanggal 17 Mei 2009

Warga RW III Perumahan Tamansari Hijau, Kelurahan Tiban Baru, Kecamatan Sekupang, hari Minggu lusa (17/5/2009) pukul 08:00 - 15:30 WIB akan mengadakan pesta demokrasi untuk memilih ketua RW baru. Pemilihan RW disambut antusias oleh warga. Ini tampak dari jumlah pemilih yang mencapai ribuan orang dari 9 RT yaitu RT 01 hingga RT 09 dimana data sementara DPS RW dapat dilihat langsung di rumah Ketua RT masing-masing.

Pemilihan RW II akan diikuti tiga calon yaitu Bapak Zuraimi, Bapak Nuzirman dan Bapak Dedi Suharyoso yang masing-masing memiliki nomor urut 1, 2, dan 3. Menurut salah seorang perangkat RW lama kegiatan pemilihan ketua RW itu merupakan salah satu wujud demokrasi di wilayah RW III dan demi kesinambungan program kerja.
Mari kita sukseskan pemilihan Ketua RW III yang akan berlangsung secara Langsung, Umum dan Rahasia.
Selengkapnya...

Senin, April 20, 2009

ULASAN PILPRES DARI DONGENG GEOLOGI



Biaya pemilu 2009 ini menelan dana negara 50 Trilllion ! (ini versi penggelembungan yg bisa jadi ada benarnya). Konon ada yang mengatakan 22 T. Mboh mana yang bener . Mungkin memang hajatan besar ini menghabiskan biaya lebih besar dari banjir Aceh (2006) yang hanya 2 Trillion (Kerusakan Fisik versi WorldBank). Sedangkan biaya pemulihan bencana banjir Aceh ini bisa 70T. Tentunya angka yang fantastis ini perlu dilihat oleh para anggota legislatif dan elite politik sebagai angka yang perlu dilihat sebagai dana yang bisa dihemat.

Salah satunya adalah dengan mencoba membuat manuver bersama diantara para elit politik ini untuk mentargetkan PilPres SATU PUTARAN !


Demokrasi memang harus berjalan natural, demokrasi sebaiknya tidak terlalu direkayasa, dan akan lebih manteb kalau proses demokrasi berjalan karena itu memang yang terbaik. Tetapi tidaklah mungkin membiarkan alam berjalan tanpa tangan-tangan manusia, karena memang tugas manusialah yang diberi amanah untuk menuliskan perjalanan sejarahnya sendiri.
Skenario planning

Sebelumnya sudah didongengkan disini tentang scenario planning. Untuk mengetahui teori dasarnya baca lagi di dongengan sebelumnya. Sedangkan kali ini dongengan bagaimana manusia Indonesia ini bila menghadapi beberapa skenario pilpress 2009.

Sebuah cerita dongeng yang mungkin akan terjadi di Indonesia.

Dari hasil perhitungan cepat (quick count) perolehan swara pada Pileg 2009 lalu terlihat bahwa bakalan akan ada 3 partai utama. Yaitu Partai Demokrat (PD), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar (PG). Ketiga partai ini akan memainkan peran utama dalam pilpress.

Sedangkan papan kedua akan di duduki partai-partai PKS, PAN, PPP, PKB. Juga ada dua partai baru yang fenomenal yaitu Gerindra dan Hanura.


Perolehan suara pada pemilihan anggota legislatif 2009. (dari Quick Count)

Tidak semua partai memiliki figur capres, dan tidak semua capres memiliki basis dukungan suara dari partainya. Gambar diatas memperlihatkan bagaimana perolehan swara legislatif melalui partai, serta capres yang dimilikinya.

Skenario-skenario yang dibuat dibawah ini bukanlah program kerja tetapi hanya sebuah kisah atau cerita yang memiliki kemungkinan terjadinya tidak akan 100%. Namun dengan dibuatnya sekenario tentunya bisa dimengerti atau diantisipasi bagi yang lain. Baca lagi Skenario Planning (SP).


Scenario 1.

Ini merupakan scenario dengan perkiraan peluang terjadinya paling besar. PD akan tetap erat bergandengan tangan dengan PG. Saat ini kemungkinan besar PKS, PKB serta partai-partai kecil juga akan bergabung dengan PD.

Bagi partai kecil, menunjukkan loyalitas sejak dini sangat diperlukan untuk memberikan dukungan sekaligus mengharapkan kursi salah satu kadernya di susunan kabinet nanti. Politik dagang sapi bagaimanapun perlu dalam politik multi partai ini. Looh kan lumayan akan menjamin masih eksis di pemilu 2014 nanti. :)


Skenario 1 yang paling menguntungkan semua partai, dan juga Indonesia.

Skenario 1 ini diperkirakan memiliki peluang terjadi sekitar 40%. Tentusaja perlu penelitian atau survey untuk memperoleh angka pastinya. Namun angka 40% ini menunjukkan bahwa SBY dan kader-kader PD masih harus bekerja keras karena tidak ada jaminan bahwa scenario ini akan berhasil.

Walaupun kemungkinan dimenangkan SBY-JK, bagi MW dan PS scenario adalah yang paling menguntungkan. Bagi PDIP merupakan scenario terbaik untuk tetap mempertahankan di posisi oposisi supaya masih akan meraup suara di masa mendatang (2014). Bagi PS juga Gerindra dan Hanura, skenario ini merupakan “positioning” untuk menduduki jabatan dimasa mendatang (2014).

PS masih relatif muda, sehingga jalan menuju istana harus terus dipersiapkan. Kekalahan di pilpres tidak akan mengurangi pamornya sebagai Capres. Apalagi hingga saat ini tidak ada lagi Capres muda yang setara dengannya di pertempuran tahun 2014.

Salah satunya tantangan PD adalah adanya faktor Akbar Tanjung (AT) yang mungkin menggeser JK atau bahkan AT bisa juga menggeser PS -> ini bisa jadi termasuk scenario-2.

Skeario 2A


Scenario 2. Bila PD dan PG "gagal pacaran".

Skenario ini akan menyisakan Pilpress 2 putaran. Namun jelas tidak memutus kemungkinan satuputaran seandainya partai Islam bersatupadu mengusung pasangan SBY-HNW.

Ini skenario mengantisipasi seandainya PD gagal mendekati PG. Kegagalan ini jadi karena pecahnya PG dimana JK dianggap gagal membawa PG menyabet suara di Pileg.

Namun yang mungkin akan dikhawatirkan adalah posisi HNW yang rawan secara politis. Ini yang akan mempersulit jalannya pemerintahan karena benturan politik akan semakin keras.

HNW memang orang yang santun, namun politik di Indonesia ini sering rusuh dan lebih keras sehingga akan lebih memerlukan dan memeras tenaga serta stamina.

Peluang berjalannya scenario 2A ini sekitar 20%. Karena saat ini Golkar bisa menjadi swing voter untuk menentukan pasangan seandainya dipaksakan pertarungan terjadi diantara kubu SBY vs kubu MW. Walaupun begitu, PG mungkin masih tidak sreg dengan posisi oposisi, ini yang menyebabkan GD dan MW rontok dimasa lalu. Ini yang memberikan kemungkinan PG bergabung dengan Hanura.

Walaupun hanya berpeluang 20%. Scenario ini kurang bagus buat negara RI dimasa mendatang terutama dimasa ekonomi global yang sulit. Karena kemungkinan besar harus terjadi dua putaran.

Scenario 2B


Varian lain untuk skenario dua putaran.

Sebagai varian dari scenario dua putaran dimana pasangan lawan dari SBY-HNW adalah MW-JK. Dalam kubu yang lain bisa saja PS akan mencoba menggandeng Sultan atau SB dari PAN.

Walaupun ini mungkin terjadi tetapi kalau dilihat kombinasi ini sulit terbentuk. pasangan MW-JK mungkin menjadi rival kuat SBY-HNW. Dan mungkin akan berjalan terseok-seok sedingga memerlukan putaran kedua pilpress.

Peluang scenario ini bisa kira-kira 15%. Karena MW saat ini sedang intensive dengan PS dan mungkin memang lebih cocok dengan PS ketimbang dengan JK.

Skenario 2 (ABC) akan merugikan PG. Pernyataan SBY bahwa koalisi harus tertulis merupakan indikasi siapa yang tidak denganku akan menjadi oposisi. Artinya PG mungkin akan sedikit kebagian jatah kursi kabinet. Dagang sapinya PG bisa merugi untuk tahun 2014 nanti.

Skenario 2C


Varian dua putaran dengan menggandengkan JK-PS

Sekenario unik lainnya adalah mencoba menyandingkan JK-PS. Ya, kenapa tidak ? Keduanya kalau bergandengan akan merupakan pasangan yang kuat.

Walaupun begitu skenario 2C ini masih menyisakan kemungkinan dua putaran juga. Karena ketiganya bisa berimbang. Hanya sulit menjodohkan pasangan MW-SB.

Perjalanan pilpress akan panjang, namun mungkin scenario ini buat Indonesia mungkin kurang sehat. Hanya untuk melampiasklan kedahagaan “pesta demokrasi” yang super boros ini. Elit politik akan suka dengan berpanjang-panjang dalam berpesta. Namun scenario 2C ini mungkin memiliki peluang terjadi 10-15%. Howgh !

Tentusaja varian-varian lain masih mungkin saja terjadi. Misalnya menjodohkan SBY-PS, memasukkan sultan dalam bursa cawapres, juga bila ada cawapres jatuhan dari langit.
Masih ada yang tidak diketahui.

Tidak mungkin semua faktor dipakai dalam membuat scenario. Namun kalau saja caleg-caleg kemarin itu dan elit politiknya emang pinter bermanuver “demi Indonesia“, maka harus ngitung “cost and benefit ratio” untuk dua probabilitas diatas. Mana yang lebih menguntungkan Indonesia. Skali lagi ini kepentingan seluruh komponen bangsa.

Tentusaja dongengan skenario ini hanya mencoba menggunakan beberapa asumsi misalnya,

* Pemilih president tidak memiliki loyalitas tinggi pada pilihan partai”. Mungkin korelasi yang rendah ini antara pilihan partai<=>presidennya ini berlaku pada partai-partai selain PD.
* Juga perlu diperhitungkan bahwa kemungkinan PS tidak akan ngotot untuk menjadi presiden kali ini. Beliau yang masih muda akan berpotensi menjari RI pada pilpress 2014. Sehingga saat ini harus bermain cantik menjaga pamornya.

Semua scenario ini tidak harus terjadi karena masih menyisakan 20 % unknown. Misalnya, adanya capres yang tiba-tiba muncul yang bersifat meteoric impact. Atau tangan-tangan lain yang mengatur.
PD jangan terlalu pede.

Walaupun kemungkinan SBY-JK paling mungkin dan paling baik buat negeri ini, masih tidak memberikan peluang diatas 50% pada scenario 1. Jadi yang terpenting kali ini adalah PD jangan terlalu pede. Masih ada kemungkinan-kemungkinan lain. Manuver-manuver politisi-politisi elit ini harus diperhatikan dan diikuti. Juga buat partai-partai lain masih perlu melakukan konsolidasi untuk mengoptimumkan.

Skali lagi scenario politik merupakan scenario yang paling mudah berubah. Perubahan politik sangat cepat ! Para politisi harus selalu membuat peta-peta politik ini yang diperbaharui dari waktu-kewaktu. Empat scenario diatas akan dengan cepat obsolete atau kadaularso !
kutipan dari dongeng geologi Pak Dhe rovicky
Selengkapnya...

Rabu, April 15, 2009

PEROLEHAN SEMENTARA SUARA CALEG DPR

PEROLEHAN SUARA CALON LEGISLATIF UNTUK DPR - KEPULAUAN RIAU BERDASARKAN DATA PUSAT TABULASI NASIONAL PEMILU 2009 TANGGAL 15 APRIL 2009 PUKUL 10:00:00 WIB

Partai Hati Nurani Rakyat
(01) Partai Hati Nurani Rakyat
2.645
Nomor Nama Jumlah
1 Dr. AMIR HAKIM H. SIREGAR, Sp.OG 1.189
2 BEN MARASAL SIBURIAN 322
3 BELINDA IRIAWAN 286
Total Suara Caleg 1.797
Total Pemilih Partai Politik saja 848

Partai Karya Peduli Bangsa
(02) Partai Karya Peduli Bangsa
731
Nomor Nama Jumlah
1 SYAHRIF M. NUR, BAC 432
Total Suara Caleg 432
Total Pemilih Partai Politik saja 299

Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
(03) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
446
Nomor Nama Jumlah
1 EBEN EZER NAIBAHO, SH 119
2 SULASTRI 147
Total Suara Caleg 266
Total Pemilih Partai Politik saja 180

Partai Peduli Rakyat Nasional
(04) Partai Peduli Rakyat Nasional
1.714
Nomor Nama Jumlah
1 SURYANY SIAHAAN S.Psi, MSP 1.251
2 AGUS ARDIANSYAH, SE 122
3 ZAKARIAS MANAMBE, STH 30
4 FADJAR AGUS, BSC 58
Total Suara Caleg 1.461
Total Pemilih Partai Politik saja 253

Partai Gerakan Indonesia Raya
(05) Partai Gerakan Indonesia Raya
1.997
Nomor Nama Jumlah
1 ASRIL HAMZAH TANJUNG 915
2 IKA PRIHATININGSIH, SE 250
3 IQBAL ALBANA, SH 181
Total Suara Caleg 1.346
Total Pemilih Partai Politik saja 651

Partai Barisan Nasional
(06) Partai Barisan Nasional
753
Nomor Nama Jumlah
1 DRS. S.N. PATTY 293
2 DIAZ PRANITA, MM 80
3 KASDIN SIMANJUNTAK 106
Total Suara Caleg 479
Total Pemilih Partai Politik saja 274

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(07) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
838
Nomor Nama Jumlah
1 ERNA KARMANTI, SE 1.526
2 MARYATI SITANGGANG 194
Total Suara Caleg 1.720
Total Pemilih Partai Politik saja -.882

Partai Keadilan Sejahtera
(08) Partai Keadilan Sejahtera
6.937
Nomor Nama Jumlah
1 HJ. HERLINI AMRAN, MA 3.086
2 Ir. H. SA?ID IQBAL, ME 1.749
3 KHUSNUL INAYATI, S.Pd 413
Total Suara Caleg 5.248
Total Pemilih Partai Politik saja 1.689

Partai Amanat Nasional
(09) Partai Amanat Nasional
3.677
Nomor Nama Jumlah
1 Drs. ERVA ERTOS 1.573
2 HUSNI TAMRIN 867
3 dr. EVIANORA AZWAR 472
Total Suara Caleg 2.912
Total Pemilih Partai Politik saja 765

Partai Perjuangan Indonesia Baru
(10) Partai Perjuangan Indonesia Baru
1.257
Nomor Nama Jumlah
1 IR. TJIOE KIE HONG 1.000
Total Suara Caleg 1.000
Total Pemilih Partai Politik saja 257

Partai Kedaulatan
(11) Partai Kedaulatan
165
Nomor Nama Jumlah
1 DRS. UBALDUS Y. GILLY, M.Si 55
2 KORNEL SAMOSIR 45
3 IR. H. HENRY KOESTOMO, MM 18
Total Suara Caleg 118
Total Pemilih Partai Politik saja 47

Partai Persatuan Daerah
(12) Partai Persatuan Daerah
434
Nomor Nama Jumlah
1 Ir. HARUN AL RASYID M. MMA 215
2 NANA SANDRA 115
Total Suara Caleg 330
Total Pemilih Partai Politik saja 104

Partai Kebangkitan Bangsa
(13) Partai Kebangkitan Bangsa
2.664
Nomor Nama Jumlah
1 NATHANIA REGINA, MIB 812
2 MUHAMMAD ABDUH 471
3 BASIRUN 1.004
Total Suara Caleg 2.287
Total Pemilih Partai Politik saja 377

Partai Pemuda Indonesia
(14) Partai Pemuda Indonesia
201
Nomor Nama Jumlah
1 ALDI SYLVIANA PELMELAY, SH 99
Total Suara Caleg 99
Total Pemilih Partai Politik saja 102

Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
(15) Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
701
Nomor Nama Jumlah
1 Ir. DEWANTO HARI POEDJADI 451
Total Suara Caleg 451
Total Pemilih Partai Politik saja 250

Partai Demokrasi Pembaharuan
(16) Partai Demokrasi Pembaharuan
528
Nomor Nama Jumlah
1 MARTIEN LUTTER 320
2 BENEKDITUS GABUT, S.PD 75
Total Suara Caleg 395
Total Pemilih Partai Politik saja 133

Partai Karya Perjuangan
(17) Partai Karya Perjuangan
66
Nomor Nama Jumlah
1 MERRY J. WALELENG 47
Total Suara Caleg 47
Total Pemilih Partai Politik saja 19

Partai Matahari Bangsa
(18) Partai Matahari Bangsa
315
Nomor Nama Jumlah
1 DRS.H. SOEPARJAN TOWIHARJO,MM 116
2 DRS.LASMI OYONG 66
3 SAIDAH 60
Total Suara Caleg 242
Total Pemilih Partai Politik saja 73

Partai Penegak Demokrasi Indonesia
(19) Partai Penegak Demokrasi Indonesia
253
Nomor Nama Jumlah
1 STEVANUS OKTAVIANUS RITIAU 144
Total Suara Caleg 144
Total Pemilih Partai Politik saja 109

Partai Demokrasi Kebangsaan
(20) Partai Demokrasi Kebangsaan
959
Nomor Nama Jumlah
1 MUHAMMAD RISAL SASWITHO 396
2 MINUS GIAWATI 184
Total Suara Caleg 580
Total Pemilih Partai Politik saja 379

Partai Republika Nusantara
(21) Partai Republika Nusantara
248
Nomor Nama Jumlah
1 HERI HENDRA 182
Total Suara Caleg 182
Total Pemilih Partai Politik saja 66

Partai Pelopor
(22) Partai Pelopor
678
Nomor Nama Jumlah
1 DEDDY POERWANTO SINGGIH 272
2 SITI NURCAHYATI 167
Total Suara Caleg 439
Total Pemilih Partai Politik saja 239

Partai Golongan Karya
(23) Partai Golongan Karya
20.135
Nomor Nama Jumlah
1 DR. H. HARRY AZHAR AZIS, MA 8.916
2 ARIE HERAWATI, SH 2.532
3 RAHMATSYAH RAMADHANY, MBA, M.Sc 3.264
4 Drs. H. BENG SABLI 927
Total Suara Caleg 15.639
Total Pemilih Partai Politik saja 4.496

Partai Persatuan Pembangunan
(24) Partai Persatuan Pembangunan
3.566
Nomor Nama Jumlah
1 SYAFRUDIN ANHAR, SE, MM 2.034
2 BAMBANG DWI HARTONO, DR, H 413
3 ERICK SITOMPUL, Ir 118
4 IR.. SIGIT HARYANTO, MM, BSC, COM 134
Total Suara Caleg 2.699
Total Pemilih Partai Politik saja 867

Partai Damai Sejahtera
(25) Partai Damai Sejahtera
898
Nomor Nama Jumlah
1 DUMOLI SIAHAAN, SH 529
2 MARIA L. L. TOBING 269
Total Suara Caleg 798
Total Pemilih Partai Politik saja 100

Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
(26) Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
114
Nomor Nama Jumlah
1 ENDANG PRAYITNO 81
Total Suara Caleg 81
Total Pemilih Partai Politik saja 33

Partai Bulan Bintang
(27) Partai Bulan Bintang
698
Nomor Nama Jumlah
1 Ir. H. RONNI ABDI, MM 401
2 DINA FITRIA SARI MOECHLIS 82
3 Ir. REZA VIETNA PUTRA, MM 53
Total Suara Caleg 536
Total Pemilih Partai Politik saja 162

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(28) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
9.455
Nomor Nama Jumlah
1 FIRMAN JAYA DAELY, SH 3.227
2 HJ. RINA DWI LESTARI, SIP, MSi 1.980
3 M. RAKYAN IHSAN YUNUS, BA, Bcom, ME.con 1.391
Total Suara Caleg 6.598
Total Pemilih Partai Politik saja 2.857

Partai Bintang Reformasi
(29) Partai Bintang Reformasi
1.518
Nomor Nama Jumlah
1 ISKANDAR H.P. SITORUS 2.051
2 DRA. HJ. ELMAWATY BINTI ILYAS 284
Total Suara Caleg 2.335
Total Pemilih Partai Politik saja -.817

Partai Patriot
(30) Partai Patriot
1.013
Nomor Nama Jumlah
1 MAHMUR AMANSUL BAHRI SIREGAR 418
2 YUSRON AMINULLAH 311
Total Suara Caleg 729
Total Pemilih Partai Politik saja 284

Partai Demokrat
(31) Partai Demokrat
11.755
Nomor Nama Jumlah
1 HJ.NANY SULISTYANI HERAWATI 4.220
2 DRS. JOHNLY M. PANGGABEAN, SE., MM 1.384
3 HJ. AI SURYANI, SH., SP.I 1.380
4 IR. MANARA LODEWIJK HUTAPEA.W. ENG 417
Total Suara Caleg 7.401
Total Pemilih Partai Politik saja 4.354

Partai Kasih Demokrasi Indonesia
(32) Partai Kasih Demokrasi Indonesia
206
Nomor Nama Jumlah
1 GABRIEL PADU A, M.Pd 153
Total Suara Caleg 153
Total Pemilih Partai Politik saja 53

Partai Indonesia Sejahtera
(33) Partai Indonesia Sejahtera
214
Nomor Nama Jumlah
1 SYARIF ARIFIN POESPONAGORO 76
2 UMMUL FARAH, MBA 52
3 MAIDI DANIKA P 30
Total Suara Caleg 158
Total Pemilih Partai Politik saja 56

Partai Kebangkitan Nasional Ulama
(34) Partai Kebangkitan Nasional Ulama
1.540
Nomor Nama Jumlah
1 KHAIRUDDIN NASUTION 643
2 NENSY SURYATI, S.Pd 258
3 ACHMAD HISYAM 162
Total Suara Caleg 1.063
Total Pemilih Partai Politik saja 477

Partai Merdeka
(41) Partai Merdeka
133
Nomor Nama Jumlah
1 JUHRIN PASARIBU, SH, MM. 91
Total Suara Caleg 91
Total Pemilih Partai Politik saja 42

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah
(42) Partai Persatuan Nahdlatul Ummah
38
Tidak ada caleg dari Parpol Partai Persatuan Nahdlatul Ummah.

Partai Sarikat Indonesia
(43) Partai Sarikat Indonesia
652
Nomor Nama Jumlah
1 FADRIL USMAN, SH 128
2 BENNY WALEWANGKO 466
Total Suara Caleg 594
Total Pemilih Partai Politik saja 58

Partai Buruh
(44) Partai Buruh
546
Nomor Nama Jumlah
1 EDUARD PARSAULIAN MARPAUNG, SE 198
2 PANAL HUTAPEA, ST 79
3 SAHAT PAKPAHAN 131
Total Suara Caleg 408
Total Pemilih Partai Politik saja 138

Selengkapnya...

Perolehan Suara Sementara DPR - KEPRI

Hasil sementara 10 Besar perolehan suara untuk DPR - KEPULAUAN RIAU menurut data dari Pusat Tabulasi Nasional Pemilu 2009 - KPU pada tanggal 15 April 2009 pukul 10:22:29 WIB adalah sebegai berikut berdasarkan urutannya:
1.PARTAI GOLONGAN KARYA
Jumlah Suara DPR : 20,135 ( 24.954% )
2.PARTAI DEMOKRAT
Jumlah Suara DPR : 11,755 ( 14.568% )
3.PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
Jumlah Suara DPR : 9,455 ( 11.718% )
4.PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
Jumlah Suara DPR : 6,937 ( 8.597% )
5.PARTAI AMANAT NASIONAL
Jumlah Suara DPR : 3,677 ( 4.557% )
6.PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
Jumlah Suara DPR : 3,566 ( 4.419% )
7.PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
Jumlah Suara DPR : 2,664 ( 3.302% )
8.HANURA
Jumlah Suara DPR : 2,645 ( 3.278% )
9.GERINDRA
Jumlah Suara DPR : 1,997 ( 2.475% )
10.PPRN
Jumlah Suara DPR : 1,714 ( 2.124%)

Data tersebut diambil dari pusat tabulasi nasional pemilu 2009 sesuai dengan waktu yang disebutkan diatas. Selengkapnya...